Rabu, 19 Desember 2018

Kepercayaan

Dunia memberi batas, namun hati tidak. Daging memberimu kemampuan untuk melalukan namun tidak juga dalam segala hal.

Kepercayaan, hal saat ini sudah mulai terlupakan dalam kehidupan. Banyak beranggapan jika diberinya bumbu kebohongan maka akan menghasilkan sesuatu yang menarik.
Ups, jangan gitu!

Hidup memberikan kita pilihan, namun sebagai manusia kita kerap melupakan banyak hal dalam memaknai hidup itu sendiri.
Kepercayaan menjadi sesuatu yang sangat mahal dewasa ini, ibarat sebuah kertas yang putih bersih sekalipun jika sudah di remas dan di rapihkan kembali tidak akan menghasilkan tingkat kerapian yang sempurna.
Sebuah kepercayaan yang diberi janganlah di rusak, sesuatu yang di rusak selalulah memberikan luka yang membekas sebaik apapun kita berusaha untuk memperbaikinya.

Kebohongan, menurutku itu adalah sesuatu yang continuous effect, dimana ketika kita mengucapkan sesuatu tentang kebohongan? Semua akan berlanjut. Berkelanjutannya mungkin bukan pada saat itu juga, tetapi bayangkan jika ada salah satu sahabatmu, kerabatmu, kolegamu, ataupun kekasihmu sendiri yang bertanya kembali mengenai bahasan dimana dulu kebohongan itu dibuat? Pastilah dimasa mendatang mau tidak mau kebohongan itu terulang kembali.

Jadilah pribadi yang apa adanya, mengatakan sewajarnya, melakukan semestinya seperti yang kita sanggupkan. Masalah bumbu? Jangan pedulikan itu, biarlah Tuhan yang bekerja dalam kehidupanmu dan bumbu hidupmu.

Bumbu-Nya nyaman, dan tanpa pengawet. Indah dikenang, dan boleh menjadi berkat bagi banyak orang.
Jadi, lakukanlah semuanya dengan tulus, penuh kasih, dan “Jujurlah”.
S’bab di kehidupan yang memiliki batasan ini, kita hanya perlu berujar dengan realitas yang ada, tidak perlu mengenakan topeng hanyak untuk dikenang sebagai pribadi yang luar biasa.

Salam Kasih😁

Tidak ada komentar:

Posting Komentar